STRADDLE BUS – Konsep Transportasi Masa depan Antimacet

z

Straddle Bus atau yang dalam bahasa Indonesianya yaitu “Bus Ngangkang”, adalah sebuah bus konsep terbaru yang saat ini sedang dikembangkan di China. Bus ini merupakan inovasi terbaru model Transit Elevated Bus (TEB) di China, sama halnya dengan Trans-jakarta di Indonesia

Konsep Straddling Bus pertama kali diperlihatkan ke khalayak umum di ajang International High-Tech Expo yang ke 19 di Beijing China tanggal 19 s/d 22 Mei 2016.

Saat itu Straddling Bus  masih berupa maket-maket kecil. Maket tersebut memperlihatkan bagaimana konsep kerja Straddling Bus yang mampu berjalan melewati kemacetan tanpa harus mempergunakan badan jalan. Karena memang bus ini hanya memakai bahu jalan untuk jalurnya.

z1

Bus ini coba dikembangkan karena kepadatan pupulasi di China yang tiap tahunnya bertambah sehingga menyebabkan Kemacetan Lalu lintas juga semakin bertambah parah, sama juga halnya seperti di Indonesia terutama ibukota Jakarta. Dan juga diharapkan nantinya dapat mengurangi polusi dari kendaraan pribadi.

Straddling Bus diluncurkan dan diperkenalkan secara perdana di kota Hebei baru – baru ini pada awal Agustus 2016.

z2

Bus Elektrik ini atau yang dikenal sebagai Transit Elevated Bus (TEB), memiliki spesifikasi yang cukup hebat, dengan panjang 21 meter, lebar 8 meter dengan daya angkut hingga 300 penumpang. Bus ini memiliki space dibawahnya yang memungkinkan kendaraan lain seperti mobil untuk lewat dibawahnya, sehingga tidak mengganggu arus lalulintas.

Empat unit straddle bus yang dihubungkan bersama-sama sama seperti kereta api, dapat memberikan potensi untuk mengangkut sebanyak 1.200 penumpang.

z3

Seperti yang dikutip dari situs BBC, walaupun bus ini belum benar-benar rilis secara umum, tetapi para insinyur dibelakang proyek ini percaya, bahwa kendaraan ini dapat bergerak hingga kecepatan 60 km per jam, melalui rel yang diletakkan di sepanjang kedua bahu jalan. Para Insinyur juga mengatakan bahwa straddle bus dapat dibangun hanya dari 1/5 biaya pembangunan sistem kereta bawah tanah biasa.

Bus ini juga diklaim dapat melakukan penghematan bahan bakar sebanyak 800 ton dan 2500 ton emisi karbon. Hal ini menyebabkan straddling bus akan lebih murah dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bus biasa.

Ditaksir, pembuatan setiap bus akan menelan biaya 30 juta Yuan atau sekitar Rp 62 miliar. Saat ini, terus dikaji dampak ukuran bus yang tak lazim itu, antara lain keamanan dari kendaraan lain yang dilaluinya dan besarnya tempat yang harus disediakan untuk membangun stasiun bus yang difungsikan untuk mengangkut penumpang.

 

Sumber :

 

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these